10 Des 2017

Untuk Sebuah Nama Tanpa Nama


Untuk sebuah nama tanpa nama
Aku sudah terlalu lama tak menengadahkan tanganku
Memohon kepada Tuhan untuk sebuah nama

Dulu..
Aku pernah meminta pada Tuhan untuk sebuah nama
Menangis di sajadah panjangku
Pada setiap waktu
Agar membisikkan tentangku padanya
Agar membersitkan wajahku di pikirannya
Agar mengukir namaku di hatinya
Namun, meski aku berharap pada Tuhan
Aku tetap saja kecewa
Lalu aku sadar bahwa Tuhan lebih tahu
Apa yang aku butuh, bukan apa yang aku ingin

Sekarang...
Aku kembali menengadahkan tanganku pada DIA
Untuk sebuah nama tanpa nama
Untukmu yang belum aku tahu siapa gerangan
Untukmu yang belum aku tahu rupanya
Untukmu yang aku tahu sudah Tuhan persiapkan untukku
yang akan membantu mewujudkan impianku
Menjadi madrasah pertama
Menjadi ibu bagi generasi kebangkitan peradaban agama kita.

Untuk sebuah nama tanpa nama
Sudahkah Tuhan membisikkan tentangku padamu?
Segera datang, bantu aku wujudkan impianku




22 Nov 2017

Menikmati Eksotisme Pulau Berhala

Baru saja pulang liburan dari Bandung. Ketika masuk kantor, dapat kabar kalo mau widyawisata PM PSAA Alyatama Jambi. Rencana awal widyawisata PM bakal dilaksanakan tanggal 24 dan 25 November 2017. Namun, akhirnya dimajukan sepekan menjadi tanggal 18-19 November 2017. Pilihan yang tepat mengambil cuti hanya 3 hari saja kemarin waktu liburan ke Bandung. Widyawisata PM ini tentu saja saya ingin ikut, apalagi tujuan wisata kali ini ke Pulau Berhala. argh... sudah setahun tidak lihat pantai.  
Berendam di pinggir pantai sambil menikmati sunset di pulau berhala 
Ini kedua kalinya saya mengunjungi Pulau Berhala. Pertama, liburan bareng teman-teman kuliah STMIK NH di tahun 2012. Waktu itu pulau berhala masih menjadi rebutan antara pemerintah Jambi dan kepulauan riau. Namun, sekarang Pulau Berhala menjadi bagian dari Kepulauan Riau. 
Untuk Widyawisata kali ini, seksi yang bertanggung jawab atas kegiatan ini menggunakan jasa EO yaitu PT. Gentala Harmoni Wisata.  Namun ketika tahun 2012, saya pergi dengan teman-teman kuliah tidak melalui jasa travel wisata, karena ada teman yang pernah desanya dekat ke pulau berhala. 

Saya (Ibu Asuh) dan anak-anak asuh asrama Sultan Hasanuddin
Belum sah ke Pulau Berhala kalo belum foto di sini
18 November 2017, Jam 7.30 Pagi. anak-anak asuh sudah berkumpul di taman bersama pendamping dan tentu saya yang mendapatkan tugas untuk mendokumentasikan kegiatan.  Tujuh buah mobil Inova yang disewa EO datang menjemput kami. Sebelum berangkat, terlebih dahulu diberikan pengarahan dan doa bersama untuk kelancaran dan keselamatan selama widyawista.
Bismillah, Jam 8.00 WIB mobil pun melaju ke Nipah Panjang, Tanjab Timur. Perjalanan ke Nipah Panjang membutuhkan waktu sekitar 3 - 4 Jam. Jam 11.30, kami pun tiba di dermaga Nipah Panjang. Selain menggunakan mobil, kita bisa menggunakan fasilitas speed boat untuk ke Nipah Panjang sebelum nantinya naik kapal ferry ke Pulau Berhala. Untuk ke Nipah Panjang dengan menggunakan speed boat bisa melalui Dermaga Ancol, Jambi dekat dengan WTC Batanghari Jambi. 
Jam 12.30 WIB, Kapal Ferry yang membawa kami ke Pulau Berhala berangkat. Jam 13.30 WIB, kapal pun akhirnya tiba di Pulau Berhala. Wajah bahagia terpancar dari semua orang ketika menginjakkan kaki di pulau berpasir putih. Air laut berwarna hijau kebiruan menyapa kami dengan deburan ombaknya yang tenang.  argh... lapar mendera.
Kapal yang membawa kita ke Pulau berhala
Setelah makan siang yang dibawa oleh EO. kami pun mengeksplorasi pulau berhala, berfoto-foto ria di pantai. 




waktu main di pantai banyak anak-anak yang mencari kepiting dan umang-umang. saya pun ikutan mencari kepiting.

Jam 15.00 WIB, anak-anak asuh pun dikumpulkan untuk mengikuti outbound yang merupakan rangkaian dari kegiatan ini. setelah outbound, kami mengunjungi makam Datuk Berhala. Setiap pengunjung yang datang ke berhala diwajibkan untuk mengunjungi makan Datuk Berhala. Sebuah bentuk penghormatan begitu katanya. Datuk Berhala merupakan raja pertama kerajaan Jambi. Letak makam Datuk Berhala diatas bukit di belakang penginapan. kita harus menaiki anak tangga yang lumayan banyak untuk sampai kesana. 


Setelah dari makam Datuk Berhala, kami diajak ke batu senyum. kenapa diberi nama batu senyum, karena batunya terlihat seperti orang yang sedang tersenyum dengan mata yang terpejam.
batu Senyum
Ternyata lokasi batu senyum itu, tempat dimana kita bisa melihat sunset. sepanjang bibir ke arah batu senyum, kita bisa melihat matahari perlahan turun. jingga perlahan menyapu birunya langit. argh... romantis banget berjalan menyusuri pantai saat matahari akan tenggelam.



Ada spot yang lebih keren untuk menikmati sunset. letaknya diatas bukit, lalu agak turun ada batuan besar dengan sebuah pohon besar yang tumbuh kokoh disana. dari situ kita bisa duduk santai melihat sunset. sayangnya, saat kesana, awan sedikit menutupi mataharinya sehingga tak tampak bulat penuh saat tenggelam.


Saat makan malam tiba. penginapan ini menyajikan makanan yang enak menurutku. Btw, di Pulau berhala ini, cuma ada 1 penginapan atau homestay. homestay ini terdiri dari rumah-rumah. setiap rumah terdiri dari 2 kamar, 1 ruang tamu dan 1 kamar mandi. rombongan kami, diberi 4 rumah. 1 rumah untuk pegawai perempuan, 1 rumah untuk pegawai laki-laki. 1 rumah untuk anak asuh laki-laki dan 1 rumah untuk anak asuh perempuan. 
Untuk makan malam rombongan kami, pihak penginapan menyajikannya di gazebo pertemuan. ada 2 meja prasmanan yang disiapkan. mereka menyajikan ikan bakar. 1 ikan bakar sebesar piring lonjong yang biasa digunakan untuk menyajikan makanan. kirain bakal disuguhkan hanya 2 s.d 4 ekor saja untuk rombongan kami. alamak, ternyata lebih dari itu. argh puas makan ikan. 
Makan ikan pun berlanjut. pihak penginapan memberikan ikan dan jagung untuk barbequean yang sudah termasuk dalam paket wisata. Sebelum menyiapkan tempat barbeque, mereka membuat api unggun terlebih dahulu.


Selain barbaquean, pada malam hari penginapan juga menyediakan fasilitas karoke yang bisa digunakan sampe puas. yang mau nyanyi silahkan, yang mau barbequean silahkan. masih ada lagi kejutan yang diberikan oleh penginapan. mereka memberikan lampion kertas kepada kami. untuk rombongan kami diberikan 3 buah lampion kertas berwarna merah. kita pun menerbangkannya bersama-sama. saya excited banget, maklum baru pertama kali melakukan hal begini. norak, biarin. 



19 November 2017 - saya malas beranjak untuk keluar dari kamar. padahal rencananya saya ingin melihat sunrise. namun hujan deras pagi buta serta menyisakan rintik-rintik hujan membuat saya enggan beranjak. Jam tangan saya menunjukkan pukul 6, suara girang anak-anak terdengar dari kamar. Dari balik jendela, saya melihat mereka sedang asyik berenang di pantai. Saya pun akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan menikmati suasana pagi di pulau berhala. kali ini saya mengeksplor ke bagian sebelah kiri dari penginapan ke arah kampung nelayan namun tak sampai ke kampung nelayan. Banyak batu karang berukuran besar menghiasi pantai. argh pasir putih dengan ombak pantai yang lembut menerjang kakiku. hmmm.... saya rindu suasana seperti ini. 


Menu sarapan pagi yang disuguhkan oleh penginapan adalah nasi goreng dengan telur mata sapi. setelah sarapan, kami pegawai pergi ke kampung nelayan bersama beberapa anak asuh untuk membeli ikan. sedangkan anak-anak yang lain meneruskan berenang di pantai. 

 

 

Ada beberapa gudang ikan disana. teman saya beruntung mendapatkan 2 ikan krapu yang sangat besar dan masih hidup dengan berat keduanya 7 kg. ikan krapu itu dihargai 60rb/kg nya (itupun sudah pake acara memelas dan bilang kalo sitri dirumah lagi hamil dan ngidam ikan krapu... hahaha)


Saya yang memang suka foto, tak menyia-yiakan kesempatan dengan mengajak rekan kerja dan anak-anak asuh untuk difoto dan berfoto bersama di batu-batu karang pada pinggir pantai yang kami lewati saat ke kampung nelayan. Saya tak mudah mempercayakan kamera DSLR yang saya pakai kepada orang lain, apalagi anak asuh. namun akhirnya, karena saya ingin banget foto rame-rame. saya mempercayakan kepada salah satu anak asuh bernama beni. cara dia memegang kamera dan membidik berbeda dengan anak-anak asuh yang lainnya yang sama-sama baru pertama kali pegang kamera. ternyata hasil jepretannya bagus-bagus. semenjak itu, saya meminta dia menjadi asisten saya ketika saya hunting foto. biar ada yang motoin saya dan hasilnya sesuai harapan. hehehehe




Balik ke penginapan, tadinya saya ingin berenang di pantai bareng anak-anak. tapi, saya tak punya baju ganti lagi dan hunting foto lebih menggoda saya. bersama beni dan beberapa anak asuh yang pengen difoto mulu. saya pergi ke arah kanan dari penginapan. ke lokasi batu senyum dan tempat menunggu sunset kemarin sore. saya ingin melihat keindahannya di pagi hari.
Masyaallah, air laut lebih menjorok ke dataran. warnanya hijau emerald. INDAH BANGET. tak banyak foto yang saya ambil. saya terpukau akan keindahannya. Saya hanya duduk di batuan karang, memandang ke laut lepas, menikmati nyanyian deburan ombak.  Mata dan Telinga saya begitu dimanjakan. MENDAMAIKAN. 



Saya rasanya tak ingin beranjak dari lokasi ini. BETAH. Argh... namun selepas makan siang kami harus pulang kembali ke Jambi.

Setelah makan siang, kami pun beranjak pulang. Dalam perjalanan pulang, kapal ferry membawa kami untuk mampir sejenak ke Pulau Penyu tak jauh dari Pulau Berhala. Pulau Penyu ini bisa terlihat pulau Berhala. kenapa diberi nama Pulau Penyu, karena di Pulau Peny terdapat beberapa batu besar yang jika diamati mirip dengan penyu. 



Ada batu karang yang besar dan tinggi sekali. lebih tinggi dari pohon-pohon yang ada di sana. anak-anak begitu antusias memanjat agar bisa berfoto diatasnya. naiknya sih mudah, turunnya yang harus ekstra hati-hati. namun, saya tak ikut naik. saya hanya mengambil foto mereka dari bawah saja.




sebagian tempat indah di Pulau Penyu
Tak lama berada di Pulau Penyu, kapal ferry yang membawa kami pun berlayar menuju ke Nipah Panjang. dari Nipah Panjang, kami langsung naik mobil pulang ke PSAA Alyatama Jambi dan tiba pada pukul 19.30 WIB.

Widyawisata kali ini begitu menyenangkan. anak-anak juga lebih menikmati karena lebih lama berada di lokasi wisata. Perjalanan widyawista sebelum-belumnya, waktu lebih banyak dihabiskan di perjalanan karena lokasi wisata yang jauh. 

Liburan saya ke Pulau berhala kali ini lebih menyenangkan dibandingkan sebelumnya. Karena di tahun 2012, akomodasi penginapan belum sebaik tahun ini. Eksotisme Pulau Berhala memikat hati saya. Suatu hari, saya ingin kembali ke sana lagi mengajak teman-teman.  

*Foto hasil jepretan saya. kecuali yang ada saya

21 Nov 2017

Pesek!!! berfikir ulang tentang standar kecantikan

Ketika saya duduk di kelas 2 SMU, ada 4 orang yang bernama "fitri" di kelas. Semuanya perempuan, termasuk saya. Juga ada 3 orang yang bernama "dian". Ketiganya laki-laki. Entah bagaimana orang-orang TU di SMU saya membagi murid-murid di kelas, saya tidak ingin membahas itu. 

Hal yang awalnya tidak begitu menyenangkan, namun menjadi kenangan yg unik bagi saya akan pengalaman ini. Dengan sengaja saya duduk dengan yang bernama "fitri". Lalu kebetulan di depan saya, duduk bernama "fitri" dan di belakang saya pun duduk seorang "fitri". Hal yang memalukan bagi saya adalah ketika ada yang memanggil "fitri" dan kami berempat serempak menoleh. Sedikit keberuntungan bagi saya karena ejaan nama saya dimulai dg huruf "V", sehingga absen saya tdk berdekatan dg mereka. Namun tetap saja bunyinya sama ketika dipanggil "fitri". 

Untuk urusan absen tak jadi masalah, namun hal yang mengganggu adalah ketika guru memanggil ke depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis. Kebanyakan guru hanya akan memanggil "fitri". Refleks, kami berempat langsung menjawab "fitri yang mana bu?". 
Memanggil kami dengan embel-embel fisik juga agak sulit. Ada 1 fitri yang berhijab kala itu. Ada 2 fitri yang berkacamata. Ada 3 fitri yang bermata sipit. Ada 2 fitri yang hidungnya pesek. Ada 1 fitri yang lebih tinggi dari yang lain. Yang paling sering dilakukan adalah mencari atau memanggil kami dengan nama lengkap. Namun sayangnya, tak semua teman yg berbeda kelas hafal dengan nama lengkap kami. 

Berjalannya waktu, fitri-fitri lebih dikenal dengan nama lain. Ada fitri yang dipanggil "mbah". Ada fitri yang dipanggil "bayem". Ada fitri yang dipanggil "pipit", sedangkan saya saat itu tetap dipanggil fitri(itu yang saya ingat). Tak ada nama beken. 
Nama panggilan sering digunakan sebagai pembeda atapun agar lebih dikenal. Nama itu bisa dari diri sendiri ataupun dari orang2 disekitar kita. Sah-sah saja, asal kita senang dan tak merasa tersakiti.

Ketika masih kecil, jaman SD. Sering teman-teman laki2 mengejek dengan memanggil sipit, pesek atau burung pipit kepada saya. Awalnya saya kesal dan marah, yah karena saya belum memiliki pemahaman yang lebih tentang bersyukur dan standar kecantikan. 
Namun berjalannya waktu, ketika ada yang bilang saya pesek atau sipit. Tak masalah bagi saya, Begitulah saya. saya bersyukur bahwa saya lahir dengan fisik yang lengkap. Bahwa Allah SWT menciptakan makhluknya dalam bentuk sebaik-baiknya (Qs. At-tin :4). lebih baik dipanggil embel-embel pesek atau sipit, memang kenyataannya begitu daripada dipangil burung pipit. Yah karena saya manusia, bukan binatang.


Masalah saat ini adalah standar manusia tentang keindahan atau kecantikan. Ketika Cantik lawannya Jelek, Mancung lawan katanya Pesek, Belok lawan katanya sipit. Lawan kata tersebut, tak lantas membuat orang yang pesek dan sipit dikategorikan jelek. Itu premis yang salah. 

Jika ada yang merasa dihina karena dipanggil pesek sedangkan memang dia pesek, maka sesungguhnya dia merasa tak percaya diri pada dirinya. Bahwa dia memiliki standar bahwa cantik itu mancung. Marahlah ketika dipanggil berlawanan dari dirimu, sungguh itu sebenarnya hinaan.

Jika ada yang marah ketika ada yang memanggil orang lain dengan sebutan pesek dan menganggap itu sebuah sikap yang tidak sopan dan kata-kata yang buruk karena telah mengejek kekurangan orang lain. Maka, sesungguhnya yang bermasalah adalah dirinya. Dia sendiri yang telah menghina. Dia mempunyai standar kecantikan yg umumnya menjadi standar orang kebanyakan. Ingatlah bahwa cantik bukan milik yang mancung saja. Bahwa kamu yang bermasalah karena allah menciptakan makhluknya dengan bentuk sebaik-baiknya. Maka, tak ada makhluk yang kurang bentuknya di mata Allah SWT. 

Argh... berhenti memiliki standar bahwa cantik adalah yang kulitnya putih, hidung mancung, mata belok serta tubuh yang ramping. Branding dirimu bukan dengan fisik yang dimiliki, namun dengan kepribadian, skill dan kompetensi.

Love My Self, Love your self. 

16 Nov 2017

Kawah Putih dan Danau Situpatenggang, Ciwidey (Liburan Ke Bandung Part 2)

Hari ketiga di Bandung, kami mengunjungi objek wisata di sekitaran Ciwidey, Bandung Selatan. kami memutuskan untuk merental mobil selama 1 hari untuk perjalanan kami ke Bandung Selatan. kami menghubungi salah satu gocar yang pernah jasanya kami gunakan sebelumnya di Bandung. Pilihan jatuh pada kang atok karena dia sopir gocar yang ramah. hasil kesepakatan didapat biaya rental sebesar 500 ribu selama 10 jam dan itu sudah termasuk bensin dan parkir.



Kami mulai perjalanan jam 7 pagi ke menuju kawah putih ciwedey sebagai objek wisata utama yang ingin kami kunjungi. sudah lama sekali saya ingin kesini. akhirnya, kesampaian juga. biaya masuk untuk mobil sampai dengan parkir atas sebesar Rp 150.000 dan biaya tiket masuk Rp. 15.000/orang. Setelah sampai di parkir atas, saat kami menuju ke kawah putih. kami ditawarkan untuk membeli masker mulut dengan harga Rp. 5.000,- . Mahal kalo dibandingkan dengan harga yang ada di apotik atau stasiun kereta yang biasanya dibandrol Rp. 2.000,-. jadi mending kalo mau kesini jangan lupa bawa masker sendiri. Tapi, masker ini sangat berguna karena bisa menutupi penciuman dari bau belerang di kawah putih yang menyengat.

Foto Vitri Suryati.

Di kawah putih ada spot foto berupa jembatan kayu yang melintasi kawah putih. namun, untuk bisa berfoto di spot tersebut dikenakan tarif Rp. 10.000/orang. kami pun berfoto di jembatan tersebut. Puas berfoto-foto dan menikmati indahnya kawah putih, kami melanjutkan perjalanan ke danau Situ Patenggang. tadinya kita tidak  punya referensi mau kemana setelah dari kawah putih. Namun, kang atok sang sopir rental merekomendasikan kami untuk mengunjungi danau situ patenggang.

Perjalanan menuju danau situ patenggang dihiasi dengan pemandangan perkebunan teh di kanan dan kiri jalan. pohon-pohon teh tersusun rapi. Menurut saya, perkebunan teh yang menuju  danau situ patenggang merupakan perkebunan teh yang paling rapi dan indah dibandingkan dengan perkebunan teh di kerinci dan sidamanik yang pernah saya kunjungi. 


Dari kejauhan danau situ patenggang terlihat. Udara sejuk, hijau sejauh mata memandang membuat hati damai dan pikiran terasa tenang. sampai di pintu masuk situ patenggang, kami ditawari tiket paket A seharga Rp. 50.000. Namun jika ingin membeli tiket masuk saja tak masalah. 

Adapun Harga Tiket Masuk Glamping Lake Side Rancabali :
1. Tiket umum/Gerbang Masuk Rp. 20.000
2. Teras Bintang Rp. 20.000
3. Taman Kelinci Rp. 15.000
4. Taman Angsa Rp. 15.000
5. Jembatan Pinisi Rp. 15.000
6. Jembatan Danau Rp. 15.000
7. Strawberry Farm Rp. 15.000
8. Tea Plantation Rp. 15.000
9. Patenggang Lakeside Rp. 20.000
10. Mandi Lumpur Rp. 10.000
11. Perahu Rp. 25.000
12. Kano Rp. 20.000

Adapun Harga Tiket paket terusan sebagai berikut :
* A 1 s.d 10 harga normal Rp. 130.000, Promo Rp. 50.000
* B 1 s.d 12 harga normal Rp. 185.000, Promo Rp. 75.000
* C 1 s.d 14 harga normal Rp. 235.000, Promo Rp. 100.000

Kami memulai dengan  mengunjungi situ patenggang terlebih dahulu. Ada banyak gazebo disana yang bisa digunakan untuk duduk bersantai menikmati keindahahan danau. Saya lebih memilih duduk di batu-batu besar didekat danau. 
  


setelah puas menikmati keindahan situ patenggang, kami menuju ke Glamping lake side. sebenarnya dari situ patenggang, kita bisa menyeberang ke menggunakan perahu ke glamping side. namun, kami memutuskan untuk keluar dari situ patenggang dan masuk ke Glamping lake Side melalui pintu gerbang utama. 

Perjalanan dari gerbang utama ke Glamping Lake Side lumayan jauh, sepanjang jalan menuju glamping Lake Side, kita bisa melihat danau situ patenggang dari atas. Mendekati Glamping Lake Side, saya terkagum-kagum akan keindahannya. Masya Allah. terlihat dari jauh sebuah kapal pinisi yang kokoh berdiri di tebing dekat danau yang disekitarnya ada kebun teh. lalu ada jembatan gantung yang menghubungi parkiran mobil untuk menuju ke kapal pinisi tersebut. tak kalah indah, ada jembatan penyeberangan kayu yang menghubungi glamping lake side ke bagian  yang lain. Begitu banyak spot indah untuk berfoto.


Saya dan teman memutuskan untuk masuk ke restoran pinisi dan berkeliling. Restoran pinisi merupakan spot yang paling bagus untuk menikmati keindahan Glamping Lake Side. Mengunjungi kawah putih ciwidey, danau situ patenggang dan menikmati glamping lake side serta udara yang sejuk membuat perut menjadi lapar. ternyata waktu telah menunjukkan pukul 1 siang. kami pun mengajak kang atok untuk makan siang di restoran pinisi. dont be afraid dengan harganya karena mereka mencantumkannya dengan jelas. Rata-rata 1 paket nasi rames dikenakan tarif Rp. 48.000,- dengan rasa yang lumayan enak. 




Setelah makan siang, saya dan teman menuju ke jembatan danau untuk berfoto-foto disana. kami meminta kang atok untuk membawa mobil dan menunggu kami di ujung jembatan tersebut. Untuk melewati jembatan danau ini, kita harus membayar tiket masuk. namun, jika kita sudah beli tiket paket, kita hanya menunjukkan tiket yang sudah kita beli. jadi jangan lupa dikantongi yah, jangan ditinggal di dalam mobil apalagi sampai hilang. 


Selanjutnya, kami menuju teras bintang. lokasinya arah pulang ke gerbang masuk glamping. ketika menuju glamping lake side, saya sudah tertarik untuk mengunjungi teras bintang. kami memutuskan untuk mendatanginya setelah dari glamping lake side. lagi dan lagi, teras bintang ini spot yang bagus buat foto, instagramable banget. terasnya dibangun dengan susunan bambu yang berbentuk bintang jika dilihat dari atas. saya begitu menikmati keindahan danau situ patenggang dan hijaunya perkebunan teh. udara yang sejuk membuat saya betah berlama-lama disini. karena weekday, tak banyak pengunjungnya. saat saya dan teman kesini hanya ada 4 grup pengunjung saja yang jumlahnya 13 termasuk saya dan teman. jika pun ingin berfoto disudut-sudut bintangnya tak perlu menunggu lama.




kabut putih turun perlahan. Jam 3 sore langit sudah mulai gelap. belum puas berlama-lama disini, namun kami harus pulang ke kota bandung. jatah rental mobil akan segera berakhir. 
Hujan turun sepanjang jalan menuju kota Bandung. Jam 5 sore kami diantar ke hotel Fabu. Hotel yang kami pilih untuk menginap malam ini. sebelum akhirnya esok harus pulang ke kota masing-masing untuk beraktifitas seperti biasa.
Saya memilih hotel fabu dikarenakan lokasinya yang dekat dengan stasiun kereta api. hanya berjalan 5 menit untuk sampai kesana. selain itu, karena review yang baik dan memuaskan yang kami lihat di traveloka. kami memesan dengan memilih kamar superior dengan harga Rp. 300.000,- malam. 
Hujan masih turun selepas magrib, saya dan teman pergi ke stasiun kereta api untuk mencetak tiket kami agar besok tak perlu buru-buru dan ngantri. kami memilih naik kereta ke stasiun gambir jakarta. lalu dari gambir kami akan naik damri ke bandara.
Setelah dari stasiun, kami menuju ke Makuta Bandung, tentunya untuk membeli makuta yang sedang hits sebagai oleh-oleh kota Bandung saat ini dengan menggunakan gocar. Setelah dari Makuta, kami kembali ke BIP untuk makan malam dan sekedar cuci mata.
Jam 10 malam, kami kembali ke hotel, packing-packing dan istirahat agar besok tidak kesiangan dan ketinggalan kereta ke Jakarta. 

Lodge Maribaya dan Floating Market (Liburan Ke Bandung Part 1)


Saya sering pergi ke Bandung bukan untuk liburan, namun karena alasan pekerjaan. Perjalanan dinas yang hanya tiga hari, membuat saya tidak punya waktu untuk menikmati wisata yang ada di Bandung. Paling sering hanya shopping di Pasar Baru atau Mall. 
Akhirnya, saya bisa liburan ke Bandung. Setelah teman baik saya mengajak saya untuk pergi liburan. dia penat dengan rutinitas pekerjaan dan membutuhkan liburan. setelah mempertimbangkan banyak hal, kami pun memilih ke Bandung. Bisa dibilang liburan ini mendadak, hanya 1 minggu dari perbincangan kami mengenai liburan bareng. Mencari hotel dan hunting tiket pesawat. Minggu, 12 November 2017 kami berjanji bertemu di Bandara Bandung. Dia terbang dari Padang dan Saya terbang dari Palembang.
Dua malam pertama, setelah mereview banyak hotel di Bandung. saya dan teman memutuskan untuk menginap di Rumah Syariah dan Kolam Renang Bougenville.  Reviewnya bagus, tempatnya bersih dan pasti harganya murah. toh kami hanya butuh tempat untuk tidur. karena pasti kami akan menghabiskan waktu di luar hingga malam. 
Senin pagi jam 6.30 WIB, kami memutuskan untuk pergi ke tebing keraton menggunakan gocar. Namun sayang, sesampai disana tebing keratonnya tutup karena lagi dalam perbaikan. lalu, kami melanjutkan perjalanan ke Lodge Maribaya. Transportasi dari Tebing keraton ke kota susah. tidak ada gojek atau grab. kami memutuskan menggunakan ojek warga sekitar hingga terminal dago. dari terminal dago baru kami memesan gocar ke Lodge Maribaya.





Kami sampai di Lodge Maribaya pukul 8 lewat. Gocar yang kami tumpangi tidak bisa menghantar sampai ke dalam lokasi. seperti biasa dikarenakan ada ojek di daerah tersebut. kami pun berjalan dari jalan raya maribaya ke lodge maribaya. perjalanan tak jauh hanya 200 meter. sebenarnya ada mobil wara wiri milik Lodge Maribaya yang digunakan untuk menghantar penumpang dari depan jalan ke lokasi. hanya saja karena kami datang kepagian, mobil tersebut belum beroperasi. Saat sampai di Lodge Maribaya, tempat loket pembelian tiket masih tutup. Lodge Maribaya baru beroperasi pukul 9 pagi. namun, sudah lumayan banyak pengunjung yang datang. untuk hari senin, harga tiket masuk sebesar 20 ribu. 
Mountain Swing

Balon Udara
Asyiknya liburan saat weekday adalah tempat wisata tak begitu ramai. kita bisa lebih menikmatinya. The Lodge Maribaya memiliki spot-spot menarik untuk berfoto, instagramable. Dari banyak wahana untuk berfoto, saya tertarik untuk berfoto di swing mountain dan balon udara. swing mountain itu seperti ayunan, persis ontang anting di wahana dufan. Bedanya kita tak akan diputar-putar. Tadinya saya ingin mencoba berfoto di wahana hammock, Namun sayangnya hari itu, tidak ada fotografer yang bertugas untuk wahana tersebut. Selain itu, saya juga ingin mencoba wahana sepeda. namun karena saya memakai pakaian terusan, menurut saya riskan dan hasil fotonya akan kurang bagus karena akan mengangkat pakaian saya. Biaya masuk untuk berfoto di wahana swing mountain dan balon udara sebesar 20 Ribu rupiah. Rata-rata semua wahana dikenakan biaya 20 ribu rupiah, namun untuk hammock dikenakan biaya 35 ribu rupiah.

Setelah puas menikmati Lodge Maribaya, kami memutuskan untuk pergi ke Floating Market untuk makan siang dan menikmati suasana di sana. lagi-lagi gocar ataupun grabcar susah didapat, kami butuh waktu yang lama. akhirnya kami bisa mendapatkan grabcar yang baru saja mengantar penumpang ke Lodge Maribaya. 


Hujan turun deras ketika kami sampai di Floating Market. Untuk masuk Floating Market dikenakan biaya 20 ribu dimana tiketnya dapat dituker dengan minuman. Sebelum membeli makanan, kami menukarkan uang dengan koin floating market yang digunakan sebagai alat pembayaran untuk membeli makanan dan minuman disana. setelah melihat-lihat stand makanan di sana, saya memilih untuk membeli tongseng daging sapi kecap. pilihan saya tepat, tongsengnya enak sekali, dagingnya lembut, pas dilidah saya. 
walaupun hujan, tempat ini ramai pengunjung. banyak pengunjung yang lalu lalang menggunakan jas hujan. hujan deras membuat perut lapar, setelah makan tongseng, saya membeli pisang goreng keju. Melahap pisang goreng dengan coffee latte (hasil tuker tiket masuk) sambil menikmati hujan hal yang tepat. 
Setelah mengisi perut, kami pun sholat zuhur jamak ashar. sebenarnya kurang menyenangkan jika harus keliling floating market hujan-hujanan. namun bagaimana lagi, sayang jika hanya menghabiskan waktu dengan berteduh. setelah sholat, kami memutuskan untuk berkeliling-keliling dengan menggunakan payung yang kami bawa. langkah kami pun menuju ke taman bunga. saya dan teman memutuskan untuk masuk ke taman bunga. untuk masuk ke taman bunga dikenakan biaya sebesar 10 ribu.


Taman bunga di floating market tidak begitu luas, ada beberapa jenis bunga yang ditanam dari yang berwarna kuning, orange, putih, ungu, merah. hehhehe... saya gak tahu nama bunganya. Di taman bunga juga ada rumah kacanya. dari rumah kaca, kita bisa melihat floating market.
Dari Taman Bunga, kami berjalan ke kota mini. Buat masuk ke kota mini dikenakan biaya 20 ribu rupiah. saya memutuskan untuk tidak masuk karena suasana hujan membuat tidak nyaman untuk keliling kota mini ditambah harus mengeluarkan uang 20 ribu lagi. Saya pun hanya berfoto di depan pintu masuk saja.


Dari taman bunga, kami kembali ke area floating marketnya. kami melihat souvenir-souvenir yang dijual di tenant. karena saya mengkoleksi fridge magnet, saya pun membeli fridge magnet khas floating market. Ada area bernuansa Jepang di Floating Market, seperti di daerah kyoto. Makanya, ada penyewaan baju kimono dan hanbok. 1 paket penyewaan baju kimono, aksesoris, foto dengan gratis foto cetak 3R dikenakan biaya 175 ribu rupiah. kita bisa berfoto dengan banyak gaya dan diberbagai lokasi. Kita bisa meminta softfile dari foto yang diambil. Namun dikenakan tarif 50 ribu untuk 1 file. Yah menurutku, lebih murah dibandingkan menyewa baju di kyoto.


Hujan masih saja betah mengguyuri Lembang walau malam telah datang. kami pun beranjak pulang ke Kota Bandung dan memutuskan ke BIP untuk makan malam. Jam 10 malam kami kembali ke Penginapan. Istirahatkan badan untuk melanjutkan liburan esok hari.