Pertama kali menjejaki kabupaten kerinci, saya terpukau akan keindahannya. Sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan. Hijaunya pegunungan dan birunya awan menghadirkan kedamaian.
ketiga kalinya, saya mendapatkan kesempatan untuk ke Alam Sakti Kerinci. Saya melakukan perjalanan dinas ke kabupaten ini pada tanggal 29 s.d 31 Oktober 2017. Pada Perjalanan dinas kali ini pun, saya ingin mengeksplorasi keindahan yang dimilikinya. Saya ingin menjejaki Danau Kaco yang terkenal itu. Keindahan Danau kaco ini, saya tahu dari teman satu kost waktu kuliah di Depok. Kebetulan dia orang Kerinci. ketika dia menunjukkan foto-foto danau kaco yang telah dia datangi, argh.... saya harus kesana ketika sudah balik ke Jambi. Maka kesempatan perjalanan dinas ini akan saya memanfaatkan untuk itu. Alhamdulillah, rekan kerja perjalanan dinas saya ini pun sangat ingin mengunjungi Danau Kaco.
Saya dan rekan kerja memutuskan untuk pergi ke Kerinci lebih cepat dari waktu perjalanan dinas yang diberikan. Jumat, 27 Oktober 2017 setelah pulang kantor, saya dan rekan kerja pun meluncur ke Kerinci. 28 Oktober 2017 Dini hari, kami tiba di Sungai Penuh, Kerinci. Istirahat sejenak, Jam 7.30 pagi kami melanjutkan perjalanan ke desa Lempur di mana danau kacoberada. Perjalanan dan Sungai Penuh ke desa Lempur memakan waktu 2 jam lebih menggunakan mobil pribadi. sebelum ke desa lempur, kami membeli nasi bungkus dan air mineral botol untuk perbekalan perjalanan ke dan saat di danau Kaco.
Jam 9.30 pagi, tracking ke danau kaco ditemani seorang pemandu warga desa lempur kenalan kita. Biaya masuk ke danau kaco sebesar 10 ribu rupiah, namun kami tidak membayar biaya masuk tersebut. Tracking pun dimulai. baru beberapa langkah, sudah disuguhi dengan tanjakan. ada 2 tanjakan yang mesti dilalui sebelum sampai pada tugu danau kaco dan jalan cor berwarna biru sepanjang 200 meter.
Satu jam berjalan setelah melewati tanjakan ada sebuah pohon besar berdiri kokoh dan pohon tumbang, kami memutuskan untuk berhenti sejenak. kata pemandu, tempat di mana kami istirahat sejenak ini namanya pemberhentian pening. kalo kalian pusing, yah berhenti disini. kira-kira begitu maksudnya. Mereguk air, menghilangkan dahaga. Menikmati suara semilir angin yang meniup daun-daun pepohonan, menstabilkan detak jantung.
Istirahat 5 menit, kami melanjutkan perjalanan ke danau kaco. entah berapa kali langkah yang diambil mengakibatkan sepatu terendam tanah becek. butuh cukup tenaga untuk membuat kaki ini keluar, hingga lepas sepatu yang dipakai. Melewati kawasan hutan, yang pohon-pohonnya ditebang. tangan manusia, membuatnya rusaknya. Pada kawasan bambu yang kami lewati, jalanan yang akan kami lewati tertutup oleh bambu-bambu yang rebah. sehingga membuat kami mencari jalan alternatif. kami harus melewati aliran sungai yang jernih dan dingin serta lumayan deras setinggi lutut saya.
Setelah 2 Jam 15 Menit berjalan, akhirnya kami bisa menjejaki danau Kaco. Lelah perjalanan yang telah ditempuh terobati dengan keindahan danau kaco. dari atas tebing terlihat danau kaco berwarna biru, permukaan danaunya terlihat jelas dan dihiasi dengan ikan sema yang begitu banyak.
Tak cukup hanya melihat keindahannya, saya pun melangkahkan kaki dipinggiran danau. saya fikir pinggiran danau yang terlihat permukaan berwarna putih dangkal namun ketika saya masuk tingginya selutut saya. Airnya dingin, saya pun mencicipi airnya. Segar. Kami pun menikmati nasi bungkus yang telah kami beli di kota sungai penuh. argh... terasa tentram. sekali-kali melemparkan nasi ke arah danau. Melihat ratusan ikan sema muncul dan saling berebut senang sekali.
Saya hanya menikmati keindahannya dengan duduk pada sebuah batu, mendengarkan suara pohon-pohon dan gemericik aliran sungai yang jatuh ke danau kaco, sedangkan teman saya memutuskan untuk berenang di danau kaco.
2 jam menikmati keindahan danau kaco tak terasa, tubuh ini belum ingin pulang. namun, kami harus pulang agar tak kemalaman di jalan.
akhirnya, saya bisa menjejaki keindahan Danau Kaco, Kerinci. Perjalanan yang tak akan dilupakan
0 komentar:
Posting Komentar