29 Jan 2014

Confession No. 1

 http://distilleryimage7.ak.instagram.com/b0a3c71085d211e395071278ba1dfd3f_8.jpg
Lagu-lagu kahitna menemaniku menikmati sabtu malam ini, Mengapa terlambat mengalun lembat mengingatkan akan sebuah cerita 2 tahun yang lalu....
Ragu-ragu, untuk entah sudah berapa kali draft bbm aku ketik, aku hapus, Akhirnya aku send juga.
"Di, lgi dmn? Aku lagi di Palembang. Ketemuan yuk?"
"Aku lagi di Jakarta, Vie"
"Ngapain? Padahal ada yg mau aku omongin"
Abdi gak membalas bbm ku. Perasaan aku  gak enak, bolak balik ngelihatin layar BB. Belum di read juga. 10 menit telah lewat.... 1 jam... arghh.. aku gak  pernah segila ini nungguin balasan bbm.
"Mau ngomongin apa vie? Aku baru aja kelar pertemuan keluarga, hari ini aku melamar dita".
Tanpa aku sadari air mata menetes, aku terlambat mengutarakan isi hatiku.

Aku temui ririn dan nisa disalah satu tempat makan favorit kami. Sudah lumayan lama aku tak bertemu mereka, sama lamanya aku tak menginjak kota Palembang. Aku lihat ririn dan nisa sudah duduk disudut ruangan, tempat favorit kami kalo bercengkrama dengan dua gelas lemon tea tersaji di Meja. Mereka tersenyum padaku dan pelukan hangat pelepas rindu.

Aku ceritakan pada mereka tentang niatku. dua sahabatku ini sangat mengetahui ceritaku dan abdillah. Ketika aku di Jambi, kadang mereka bertemu bertiga sekedar makan siang bersama. Mungkin maksud abdillah ingin mengetahui tentang diriku dari sahabat-sahabatku. Tapi jujur, aku sempat cemburu. bukan kepada kedua sahabatku, tapi kepada Abdillah. aku merasa dia telah mengambil sahabat-sahabatku. Setiap aku telepon yang dibicarakan Abdillah. kenapa mereka jadi yang lebih dekat dengan Abdillah.

Ternyata mereka telah mengetahui  bahwa hari ini Abdillah akan melamar dita.
"Kita Sudah mengingatkanmu, Vie. Tentang  keseriusan Abdillah, tapi dirimu acuh saja. Bagaimana dia mencoba mendekati kita untuk mencari tahu tentang dirimu. bagaimana dia mendekati mamamu, walaupun dirimu gak ada di Palembang. Hmmm.... sepertinya aku tak perlu menyebutkan lagi satu persatu bukti keseriusan dia. kau mungkin lebih tahu. yang ada akan menambah rasa penyesalan dirimu saja", ucap Ririn.

"Dia minta kita untuk bicara ke Vie. Tapi dirimu menghilang. 2 bulan ini gak bisa dihubungi. Facebook deactive, ditelepon gak diangkat. kita sms dan balasan yang diterima kalau  Vie gak ingin diganggu. Kau tahu dia sudah didesak oleh orang tuanya untuk menikah. kita cuma bisa kalau kita gak bisa apa-apa, karena masalah hati adalah hak veto dirimu", Nisa menambahkan.
Aku cuma diam, mencoba menahan diri tak menangis. Aku tak ingin tampak terlihat bodoh dihadapan mereka dengan my foolish decison. Ada sesuatu diriku yang belum mereka ketahui. kenapa aku menghilang dua bulan ini. Butuh waktu bagiku untuk menyakini diri ini. Walaupun terlambat, aku tak menyesal. Allah punya rencana yang lain untukku.
***

Setelah hujan reda, Pelangi semburat nan indah mengantarkanku pulang ke kota jambi.
"Vie, masih di palembang kah?, Aku sudah di Palembang nih. katanya kemarin ada yg mau diomongin", abdi bbm aku.
"Aku otw Jambi". Tiba-tiba Pikiran liar merasuki otakku. Should I tell the truth if I love him?. Should I tell the truth about my condition. Dia kan baru lamaran juga, masih bisa berubah pikiran. Pikiran jahat itu segera aku tepis. aku hanya bakal bikin dia gak bahagia. He deserved to get the best.
"Gak ada apa-apa di, gak penting. Di... Maafin aku yah?", balasku
" for what? ", Abdi balik nanya.
"Everything..."

Aku memutuskan untuk tidur selama perjalanan ke Jambi. Aku merasa lelah. Supir travel ini sudah mengenalku dan tahu alamat rumahku. Tepat jam 12 malam, supir travel membangunkanku memberi tahu bahwa aku telah sampai dikontrakan. Rasa kantuk tiba-tiba hilang, Buru-buru aku masuk rumah dan menuju kamar, lalu menyambar bantal. Air mata tak bisa aku bendung lagi, Aku nangis sejadi-jadinya. semakin aku ingat obrolan-obrolan dengan ririn dan nisa, semakin membuat diriku menangis terisak-isak. Tangis yang hampir sama ketika mendengar vonis dokter beberapa bulan yang lalu.


Part 1 Boleh Aku Tidak Menikah?
Part 3 My Guardian Angel 

1 komentar: