11 Sep 2012

27


27 juga akhirnya.... Alhamdulillah sudah punya kerjaan yang mapan (PNS). walaupun harus jauh dari keluarga, disyukuri… toh masih banyak mereka yang sampai hari ini bertarung untuk jadi PNS.
Pendidikan, Alhamdulillah kelar juga S1. Walaupun sempet nangis , ketemu pembimbing yang susah banget ditemuin. Padahal buat cari waktu luang di jam kerja itu susah. Sudah pengen nyerah dengan deadline skripsi, karena deadline juga dengan kerjaan. Hiks3x… I knew, I could do it. Thanks God.

27 tahun, Single dan sudah bekerja mapan, maka pertanyaan yang selalu mengejarmu yaitu “kapan nikah?” siapa sih yang gak mau nikah? Menyempurnakan setengah ibadahnya. and my biggest wish in my 27's is married.

Tapi yah, cari calon suami gak segampang balikin telapak tangan. Pengennya nikah sekali seumur hidup. Jangan sampe salah pilih pasangan. Kalo salah beli barang, gampang bisa dituker. Salah pilih karir, tinggal pindah. Kalo salah cari calon pasangan? Enak aja mau tuker.

Agama itu nomer satu… pastinya!!! Maunya yang agamanya baik bukan cuma kelihatannya aja yang soleh. Tapi paham tentang islam. Secara aku masih butuh bimbingan, bukan tipe perempuan soleha dengan ilmu agama yang banyak.  Aku masih harus dikasih tahu dan insya allah termasuk orang yang mau berubah selama untuk kebaikan dan di ridhoi allah swt.

Boleh dong cari calon pasangan yang tidak merokok. Bagaimana dia bisa menjamin kehidupan istri dan anak-anaknya, jika dia sendiri mengabaikan kehidupannya. Bahwa dia adalah orang pertama yang mengancam kehidupan istri dan anak-anaknya. I don’t want it !!!

Boleh yah… cari calon pasangan yang smart, tempat diskusi yang asik, tau bagaimana harus bersikap di segala situasi dan menjadikan keluarga (istri dan anak2nya nanti) sebagai prioritas.  Family man itu keren loh…

Soal fisik… , cowok tinggi dan chubby itu menarik ;p hehehe

Lelaki itu Pemimpin dalam keluarga. Setidaknya harus punya 3 kelebihan yaitu penghasilan, ilmu dan ibadah.

Kewajiban menafkahi keluarga ada pada lelaki. Walau istri memiliki penghasilan, kewajiban nafkah keluarga tidak berpindah tangan ke istri. Suami yang bertanggungjawab tidak akan meminta penghasilan yang diperoleh istri.

Dalam hal ilmu, suami harus lebih unggul dibandingkan istri. bukan yang ditandai dengan gelar kesarjanaan, tetapi ilmu-ilmu kehidupan. Apabila saat ini istri memiliki kedudukan ilmu yang lebih tinggi maka seorang suami harus lebih giat belajar untuk mengejar ketertinggalan. Saat istri bingung memecahkan berbagai problematika kehidupan, suami menawarkan solusi yang brilian dengan ilmu yang dimilikinya.

Ibadah suami juga harus lebih rajin dibandingkan istri. Suami menjadi penggerak semangat ibadah di dalam keluarga. Ia akan mengajak anak laki-lakinya pergi ke masjid untuk sholat berjamaah. Iapun siap menjadi imam sholat berjamaah di rumah. Suami yang malas tak layak menjadi pemimpin di keluarga.

Sebenarnya, aku tuh gak ribet… kalo tahu caranya, bakal mudah memenangkan hatiku^^ hehehe

secara doaku pengennya dapat lelaki yang baik makanya saat ini, aku juga berproses untuk memperbaiki dan memantaskan diri. karena kata allah " Lelaki yang baik itu untuk perempuan yang baik"

0 komentar:

Posting Komentar