Gak bosan-bosan nya sih ngomongin nikah. kayaknya isi blog ini kebanyakan temanya tentang nikah. tapi yang gue tahu, bahwa belajar tentang pernikahan itu akan selalu. bukan saat kita belum nikah, tapi setelah menikah, kita perlu terus belajar tentang ilmu pernikahan. baik melalui buku-buku tentang pernikahan, seminar atau pengalaman mereka yang telah menikah.semakin banyak ilmu pernikahan yang gue dapat membuat pemikiran gue berubah tentang "Menikah itu"
I don't wanna marry just because my age will be 30's in few years later. bukan karena orang-orang disekitar gue udah pada menikah, atau desakan lingkungan dengan annoyed words, seperti "gak laku, perempuan tua dll". tapi kalo udah ketemu mama dan ngobrol tentang "kapan nikah", sometimes gue merasa bersalah. gue negrasa belum jadi anak yang bisa membahagiakan orang tua. gue tahu ketakutan dia, bukan karena hanya omongan orang-orang dilingkungan. tapi karena dia takut bahwa kelak ketika dia sudah tiada, gue belum ada yang jaga... kepada siapa gue bakal dititipin. Padahal dia tahu how survive i am. tapi begitulah orang tua terlalu banyak yang dikhawatirkan tentang anak-anaknya.
Beberapa hal pernikahan yang gue lihat, malah berkesan bahwa mereka cuma mengubah status bahwa mereka telah menikah. yah tapi tidak menjalani kehidupan pernikahan itu sendiri. ntahlah mereka mungkin punya konsep pernikahan sendiri yang berbeda dari yang gue pikirkan.
Ada yang menikah karena mereka udah bosan hidup sendiri, need people to sharing. tapi kenyataan setelah menikah, istri dimana, suami dimana, bahkan ada anaknya yang dimana (dititipin ke orang tua mereka).
Ada yang menikah karena mereka pengen bahagia. apakah menikah hanya tentang bahagia? gue pikir bahagia dan sedih itu akan tetap menjadi satu paket ketika sudah menikah. tapi kita bisa menciptakan kebahagian itu. but people must be delusional to think of getting married as a happy ending.
it's the beginning of a new journey, happiness and sadness included.
Terlepas dari bahwa niat menikah karena ingin menyempurnakan separuh agama, terlepas dari kriteria pasangan yang gue inginkan. gue ingin menikah dengan dia dan ketidaksempurnaannya yang gue yakinin gue bisa berbagi hidup dengan dia. begitupun dia. dengan visi dan misi pernikahan dan bagaimana mendidik anak yang sama bersama menghadapi tantangan-tantangan hidup berumah tangga. dia bukan akhir dari solusi masalah gue, tapi bersamanya gue bisa menyelesaikan masalah-masalah kami. gue gak pernah bosan melihat dia saat ingin tidur dan saat gue bangun tidur.
Kehidupan pernikahan seperti apa yang gue impikan. jujur gue pernah diajak nikah, seseorang datang bersama keluarganya untuk melamarku. tapi saat itu, gue berpikir, gue masih terlalu muda, gue masih pengen menyelesaikan kuliah dulu, pengen puas-puasin menikmati my single's life. karena gue tahu, setelah menikah maka apapun itu kita harus mendapatkan izin dari suami, bahkan untuk keluar rumah pun. Ridho suami, ridho Allah.
Nah sekarang...gue mempersiapkan diri gue untuk ikhlas jika nanti setelah menikah dengan orang yang gue yakini itu menginginkan gue untuk tidak bekerja hanya dirumah saja mengurus rumah tangga dan anak-anak. gue bakal siap. karena gue tahu, bahwa menjadi ibu rumah tangga itu bukan perkara mudah, tapi itu adalah pekerjaan paling hebat bagi seorang perempuan.
Seperti yang gue bilang kebahagiaan dan kesedihaan itu tetap satu paket walau setelah pernikahan. Tapi, boleh gak sih membayangkan yang bahagia-bahagianya saja... Membayangkan masa awal pernikahan. for our honeymoon.. gue pengen ngajak dia ke bromo. dari banyak tempat indah di Indonesia, Bromo lah tempat yang pengen gue datangi with "him". Menikmati sunrise... romantis Menyiapkan sarapan untuknya, membuat bekal makan siang untuknya. ketika dia pulang kerja, dia mencium keningku lalu bilang bahwa bekal makan siang yang gue bawa habis dan rasanya enak banget. Ketika kita sudah punya baby, dia ngegendong baby kita saat gue lagi sibuk didapur atau dia negabantuin gue beres-beres, menjemur pakaian saat gue lagi menyusui our baby. Belanja bulanan bareng, dia mendorong troli dan our baby duduk di troli sambil menatap kami berdua...
stop... stop... jangan kebablasan membayangkannya... but all of the things... selalu ada bahunya untuk aku sandar ketika aku merasa lelah, selalu ada pelukan hangatnya ketika aku merasa sedih. seperti lirik dari salah satu lagu favorit gue Kenny Rogers "Through the years"
I can't remember when you weren't there
When I didn't care for anyone but you
I swear we've been through everything there is
Can't imagine anything we've missed
Can't imagine anything the two of us can't do
Through the years, you've never let me down
You turned my life around, the sweetest days I've found
I've found with you ... Through the years
I've never been afraid, I've loved the life we've made
And I'm so glad I've stayed, right here with you
Through the years
I can't remember what I used to do
Who I trusted, who I listened to before
I swear you taught me everything I know
Can't imagine needing someone so
But through the years it seems to me
I need you more and more
Through the years, through all the good and bad
I KNOW how much we had, I've always been so glad
To be with you ... Through the years
It's better every day, you've kissed my tears away
As long as it's okay, I'll stay with you
Through the years
Through the years, when everything went wrong
Together we were strong, I know that I belong
Right here with you ... Through the years
I never had a doubt, we'd always work things out
I've learned what life's about, by loving you
Through the years
Through the years, you've never let me down
You've turned my life around, the sweetest days I've found
I've found with you ... Through the years
It's better every day, you've kissed my tears away
As long as it's okay, I'll stay with you
Through the years...