26 Feb 2017

Orang yang paling bahagia adalah orang yang ikhlas

Sesungguhnya orang yang paling bahagia adalah orang yang ikhlas. Semakin dia meningkatkan keihklasannya, semakin dia akan bahagia.

Bagaimana dia tidak berbahagia? Allah SWT mengetahui segala kebaikannya. Allah SWT mengetahui amalannya, dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah SWT.
Seseorang di atas muka bumi ini bahagia jika bisa dikenal, apalagi oleh orang yang mulia seperti pejabat, bupati, apalagi jika presiden. Dia akan sangat bahagia. Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Robbul Alamin, pencipta dan penguasa alam ini, yang jika DIA menghendaki sesuai hanya mengatakan “kun fayakun”.
Orang yang ikhlas adalah orang yang paling bahagia
Suatu saat Rosulullah pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab Abdul Munzir RA.
Rasulullah berkata “ wahai ubay, sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk membacakan Alquran kepadamu”.
Maka ubay berkata, : Ya Rasullulah, apakah Allah SWT menyebut namaku dihadapanmu?”
Rasullulah berkata, “ Ya, Allah SWT telah menyebut namamu dihadapanku”.
Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis, dia menangis bahagia karena Allah SWT mengenalnya, Allah SWT menyebut namanya.
Orang yang ikhlas, dia tahu jika Allah SWT mengetahui amalan ibadahnya.
Meskipun orang lain tidak mengetahui,
Meskipun orang lain tidak memperdulikannya,
Meskipun orang lan merendahkannya.
Tapi dia tahu dan yakin bahwasanya kebaikan yang dia lakukan diketahui oleh Allah SWT.

Syeikh Nasser Rosadi Abdurrahman bin Nasser Rosyadi Rahimahullah dalam kitabnya kiat-kiat untuk meraih kebahagiaan menyebutkan diantara hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan yaitu Ketika seseorang sedang berbuat baik, jangan menganggap dia sedang bermualamah kepada orang lain, namun sedang bermuamalah kepada Allah SWT.  Taatkala, dia memberikan sumbangan kepada orang lain. Dia ingat jika dia sedang bermuamalah kepada Allah SWT. Allah SWT sedang melihat dia memberikan sumbangan. Muamalah dia, bukan dengan orang yang dia bantu tetapi dengan Allah SWT. Sehingga jika perkara demikian yang diharapkan yaitu hanya pujian dari Allah SWT. Yang diharapkan Allah SWT mengetahui siapa dirinya. Semakin dia ikhlas, semakin tak ada orang yang mengetahui tentang amalannya. Allah SWT semakin mengenalnya, semakin mencintainya. Oleh karena itu, dia tidak akan peduli terhadap komentar orang yang telah ia bantu dan orang lain.
Syiarnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang disampaikan oleh Allah SWT dalam QS. Al Insan ayat 9 “ mereka berkata: kami memberi makan kepada kalian karena Allah SWT. Muamalah kami dengan Allah SWT, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh balasan dan terima kasih dari kalian

Inilah orang yang paling bahagia, paling ikhlas.

Sedangkan orang yang tidak ikhlas, dia senantiasa sibuk mendenagr komentar orang lain mengenai bagaimana amalannya. Apakah ia dipuji atau dicela. Sedangkan orang yang ikhlas dia tidak peduli dengan apa kata orang. Yang penting dia baik di mata Allah SWT . Dia tahu pujian manusia tidak akan meninggikannya dan celaan manusia tidak akan merendahkannya.

Karenanya, diantara 7 golongan yang dinaungi oleh Allah SWT di hari kiamat, ada 2 orang yang ikhlas. Rosullulah menyebutkan :
1.       Orang yang berinfak dengan tangan kanannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya. Dia menyembunyikan amalannya, sehingga tidak ada orang yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.
2.       Seseorang yang mengingat Allah ketika dia sendirian kemudian airmatanya mengalir.

Kita akan bahagia, jika kita mengikhlaskan ibadah dan amalan hanya kepada Allah SWT. Jika kita sibuk dengan komentar, pujian atau celaan orang lain tidak akan bahagia. Tidak mungkin ada seseorangyang akan mendapatkan pujian oleh semua orang.
Kalau Allah Rabbul Alamin pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan makhluk ciptaannya. Tatkala orang-orang yahudi mengatakan bahwa “ Tangan Allah terbelenggu, Sesungguhnya Allah SWT miskin dan kamilah yang kaya”. Allah SWT pun tidak luput dari celaan mahkluknya.
Nabi Muhammad SAW yang mempunyai akhlak yang super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya.
Bagaimana dengan kita? Mengharapkan ridho manusia adalah suatu hal yang mustahil. Sebagaimana perkataan imam syafei bahwasanya mencari ridho manusia adalah tujuan yang mustahil.
Karenanya, ikatkan hati hanya kepada Allah SWT. Yakin bahwa kita sedang bermuamalah kepada Allah SWt sehingga kita akan bahagia karena Allah SWT yang akan membahagiakan kita.


wallahu a'lam bish shawab

*diambil dari ceramah ustadz Firanda Andirja, MA  Bahagianya orang yang ikhlas