akan kuceritakan padamu tentang pelarian pertamaku.
pelarian pertamaku ke kota kelahiranku, saat itu aku duduk di kelas 3 sekolah menengah atas. sudah lama sekali aku tak menginjakkan kakiku di pulau itu, mungkin sewindu. pelarian pertamaku bermula ketika seseorang di lingkungantempat tinggal baruku menyatakan cintanya padaku. saat ada anak baru di sekolah, banyak yang penasaran, mendekati dan mencari perhatian. ternyata itupun berlaku padaku sebagai anak baru di lingkunganku. mungkin baru 2 bulan, aku pindah ke lingkungan itu. ini pertama kalinya, ada lelaki yang menyatakan cinta padaku. jika sebagian orang merasa senang, ntah saat itu aku merasa takut dan cemas. ketika remaja seumurku, menikmati dijemput dan diantar pulang oleh pacarnya. aku senang ketika papaku mengantar dan menjemputku pulang sekolah.
pelarian pertamaku ke kota kelahiranku, saat itu aku duduk di kelas 3 sekolah menengah atas. sudah lama sekali aku tak menginjakkan kakiku di pulau itu, mungkin sewindu. pelarian pertamaku bermula ketika seseorang di lingkungantempat tinggal baruku menyatakan cintanya padaku. saat ada anak baru di sekolah, banyak yang penasaran, mendekati dan mencari perhatian. ternyata itupun berlaku padaku sebagai anak baru di lingkunganku. mungkin baru 2 bulan, aku pindah ke lingkungan itu. ini pertama kalinya, ada lelaki yang menyatakan cinta padaku. jika sebagian orang merasa senang, ntah saat itu aku merasa takut dan cemas. ketika remaja seumurku, menikmati dijemput dan diantar pulang oleh pacarnya. aku senang ketika papaku mengantar dan menjemputku pulang sekolah.
Aku tak memberi jawaban saat itu dan aku memilih membalasnya lewat sebuah surat. ini pertama kalinya, aku menulis surat selain surat untuk tugas bahasa indonesia dan ini adalah surat terpanjang yang pernah aku buat. aku menuliskan isi hatiku pada 2 lembar kertas putih yang intinya adalah sebuah penolakan. penolakan itu, bukan karena ia tak tampan. harus aku akui bahwa dia sangat tampan. tapi bagiku saat itu, lelaki smart lebih menarik.
Aku titipkan suratku pada teman perempuanku. saat itu liburan sekolah, aku melakukan pelarianku ke kota kelahiranku selama satu bulan. aku fikir ketika aku pulang maka semuanya akan baik-baik saja seperti tak terjadi apa-apa. namun, kehidupanku di lingkungan baru itu menjadi tak menyenangkan. aku mulai mendapatkan gangguan seperti petasan meledak di ruang tamuku. saat itu pintu depan rumahku memang sedang terbuka dan ada seseorang yang melempar kearah rumahku. maka sejak saat itu dan ketika tak ada lagi pria di rumah kami. maka caraku melindungi diriku saat itu adalah menjadi perempuan yang dingin yang jutek dengan lawan jenisku dan aku pun menjadi takut berlebihan jika akan mendatangi suatu lingkungan baru.
kelak... aku ceritakan padamu tentang pelarian keduaku.
kelak... aku ceritakan padamu tentang pelarian keduaku.