Apa hal pertama yang terfikirkan ketika mendengar kalimat "Mendaki Gunung"? Bagi mereka yang belum pernah melakukan aktifitas ini atau tidak tertarik, itu mungkin hal yang melelahkan. Tapi bagi saya, mendaki gunung hal yang sangat menarik. hal yang saya impikan semenjak saya remaja. Tapi jangankan merealisasikannya, untuk mengutarakan keinginan itu ke orang tua saja gak berani karena mendaki gunung itu sering dikaitkan dengan hal yang mengerikan. tapi karena sekarang sudah dewasa, sudah bisa menghasilkan uang sendiri, sudah bisa mengambil keputusan akan diri sendiri maka saya bisa mewujudkannya.
Keinginan saya mendaki gunung akhirnya terwujud. bermula dari teman liqo di Depok yaitu Rina yang hobi naik gunung. Keren aja kalo akhwat hobinya naik gunung. Walau murobbi kita udah ngelarang dia buat ngelakuin hobi dia yang satu itu, tapi tetap aja dijalaninnya diam-diam. jangan dicontoh yah. Umi bilang bakal diizinin kalo mau mendaki gunung sama mahram. Jiah... kalo udah punya mahram belum tentu yah diizinin daki gunung.
Balik lagi ke Rina, nah karena kita sering nanya kapan nih bisa daki gunung bareng. ceritanya taddabur alam gitu. jadi deh dia nawarin kita untuk daki gunung pada tanggal 15 agustus 2015. Gunung yang dipilih yaitu Gunung Papandayan karena cocok bagi pemula. tracknya juga gak ekstrim banget. Maklum lah yang ikut pada pemula.
Daki gunung itu bukan kayak pergi ke Pantai. yah persiapannya harus lebih banyak lah yah, terutama fisik nih, apalagi sebagai pemula. So, berikut nih yang mesti dipersiapkan ketika mau mendaki gunung :
- Jogging : kalo yang udah rutin olahraga ma gak papa. tapi kalo yang jarang olahraga lebih baik mulai jogging dari 2 minggu sebelum keberangkatan. Tapi karena fixnya rencana daki gunung ini 1 minggu sebelum hari H. jadi saya cuma jogging 1 kali doank, trus renang 1 kali. oh yah... saya udah lama gak olah raga. liburan puasa dan lebaran bikin malas olah raga.. hehehe.
- Peralatan dan perlengkapan daki gunung yang mesti dibawa :
- Carrier / day pack
- Sleeping bag
- Matras
- Sepatu/sandal gunung. Kemarin aku prefer buat pake sepatu gunung.
- Head Lamp.
- Pakaian ganti. Karena kalo daki gunung pas musim kemarau bakal berdebu banget tracknya. aya sih bawa 1 stell pakaian untuk tidur dan pakaian untuk pulang. Saran sih karena bakal dingin banget, bawa pakaian yang tebal. Jangan lupa bawa pakaian dalam juga.
- Jacket tebal
- Kaos kaki tebal. waktu di papandayan, aku sampe pake 2 lapis kaos kaki tebal karena dingin banget.
- Sarung tangan
- Masker. Bau belerang dan debu yang tebal bikin kalian wajib banget bawa ini. kalo bisa bawa lebih dari 1.
- obat-obatan pribadi.
- Peralatan mandi. di papandayan ada toilet dan kamar mandi. jadi kalian bisa bersih-bersih atau mandi disana. tapi kalo aku kemarin sih cuma cuci muka dan gosok gigi lagi karena dingiiiiiiiiinnnn bangettttttttttt.
- Trash bag/ Kantong plastik. kalo kalian udah menasbihkan diri jadi pendaki gunung mesti cinta alam, jangan buang sampah sembarangan. jadi sampahnya dibawa turun juga dan buang ditemapat yang telah ditentukan.
- cemilan kayak coklat, kurma atau madu. gunanya buat nambah energi waktu ngedaki.
- Tenda, logistik, peralatan memasak. Kenapa saya merahin, kalo ikutan trip, kalian gak perlu bawa ini, karena guidenya bakal nyediaan, kita gak perlu repot masak, guidenya yg bakal masak untuk makan selama trip. klo kemarin sih saya pergi ikutan trip teman itu dengan biaya Rp. 500rb (transport, makan, guide). Tapi saya bakal infoin rincian biaya transport ke papandayan dari depok.
Kaki gunung Papandayan |
Pemandangan yang aku lihat waktu berhenti di dekat kawah papandayan |
Pemandangan di pemberhentian ke 2 dekat POS 1 |
Keesok harinya, jam 8 pagi Perjalanan dimulai lagi untuk mendaki puncak papandayan 2622 Mdpl. Gak semua anggota rombongan ikut muncak. sebagian stay di tenda buat masak biar ntar kalo kita udah turun makan siang sudah tersedia. Untuk menuju puncak papandayan, kita bakal melewati hutan mati. kenapa disebut hutan mati, karena pohon-pohon disana dicuma ada batang-batang nya yang berwarna kehitaman seperti terbakar, gak ada daunnya. Kalo aku lihat sih proses terbentuknya hutan mati ini, karena lahar yang mengalir dikawasan ini saat gunung papandayan meletus.
setelah melewati hutan mati, kita bakal sampai di tegal alun. waktu yang kita tempuh sekitar 1 jam dari tempat kita ngecamp. Tegal alun ini merupakan padang edelwies. banyak banget pohon edelweis yang tumbuh, hamparan rumput yang menguning karena kemarau sehingga banyak banget para pendaki yang berfoto disini mengabadikan moment pendakiannya, termasuk aku dan teman-teman.
mba hani di telaga alun ketika kemarau |
Setelah menikmati edelweis, berfoto-foto ria. perjalanan dilanjutkan dan hanya 8 orang yang memutuskan untuk ke puncak papandayan. Rina dan 3 orang teman laki-lakinya, aku, mba hani, tia dan suaminya. dari tegal alun, kita mesti turun ngelawatin lembah yang ada aliran sungainya. setelah itu mendaki lagi dimana track pendakiannya itu memiliki kemiringan 60 s.d 80 derajat, yah kayak manjat batu-batuan dan tebing gitu.
lembah Telaga alun |
Pukul 11.30, akhirnya kita sampai di puncak papandayan 2622 Mdpl. Capek sih, tapi worth it lah dengan pemandangan yang saya lihat selama pendakian, ngelihat tegal alun dan pondok saladah dari puncak papandayan. terlebih lagi, saya dan teman-teman liqo bisa mendaki puncak gunung papandayan walau menggunakan rok. Saya sih bangga... hehehe. Daki gunung pake rok... Bisa!!!
Di Puncak Papandayan, kita istirahat bentar sambil ngopi dan makan agar-agar coklat yang kita masak dipuncak papandayan. setelah itu seperti biasa eksis, foto mengabadikan diri. Terus turun deh, sampai ke camp (Pondok saladah) sekitar jam 2 siang. terus sholat zuhur dan makan siang.
Puncak Papandayan 2622 Mdpl |
Habis ashar, kita mulai berkemas untuk turun gunung, bongkar tenda, bersihin sampah2. Jam 5 sore, kita memulai start turun gunung, gak lupa sampah yang kita hasilkan selama ngecamp, kita bawa turun juga. Hari mulai gelap, Untuk menerangi perjalanan ini, kita menggunakan head lamp/senter. Tapi, tetap saja penerangan itu gak cukup, mesti hati-hati ngelangkah. ada teman-teman yang kepleset beberapa kali. Waktu yang ditempuh untuk turun gunung sampai ke kaki gunung sekitar 2 jam. Di kaki gunung, kita istirahat bentar, ngopi menghangatkan tubuh dan memberikan kesempatan sama teman-teman yang mau ke kamar kecil. lalu kita bergegas menuju terminal garut. selama perjalanan menuju terminal garut, kita pada tidur. so pasti, karena perjalanan ini melelahkan. Jam 10 malam, kita sampai di terminal garut. Kita langsung menuju ke mushola di dekat terminal untuk sholat isya dan jamak akhir magrib yang saat masuk waktu magrib, kita masih diperjalanan turun gunung dan gak memungkinkan untuk sholat magrib. Tadinya habis sholat, kita langsung cari bus untuk pulang ke jakarta. sebagian teman-teman meminta waktu untuk makan karena sudah pada kelaparan. nah... jadinya kita ketinggalan bus yang jam 11 malam dan bus selanjutnya yang ke terminal kampung rambutan jam 2 pagi. Untuk pertama kalinya, ngegembel, tidur ayam di terminal nungguin bus. tapi gak cuma rombongan kita yang nungguin bus, banyak pendaki lain juga. Pas jam 2 pagi itu, terjadilah aksi rebut-rebutan kursi. alhamdulillah dapat juga rombongan kita bus. Jam 5 pagi, kita masih berada didalam bus di tol bekasi jadi kita mutusin buat sholat dikendaraan. Jam 5.30 pagi, bus sampai di pasar rebo. lalu, kita turun dan melanjutkan perjalanan pulang dengan angkot 112 ke Depok. Sampai kostan, jam 6.30.
Capek tapi menyenangkan... Petualangan seru yang tak terlupakan.